BUSINESS
MARKETING STRATEGY MUSHROOM (Volvariellavolvaceae) ON UD. VOLVA AGROINDO
PEKANBARU
By:
----------
Under
the Guidance of ----------
ABSTRACT
The research was
conducted in the mushroom business UD. Volva Agroindo Pekanbaru from October
2010 until January 2011 with the case study method. The data collected are the
primary data and secondary data. Primary data obtained through questionnaires
and direct interviews with employers based on a questionnaire that has been
prepared while the secondary data obtained from the relevant agencies and the
literature related to the object of researchers. This study aims to analyze
marketing channels UD. Volva Agroindo, analyze costs, margins, profits,
efficiency, and knows the marketing strategy on UD.VolvaAgroindo.
Results showed the total marketing costs incurred by a mushroom producer is Rp. Its 463.33 per kg, while the retailer is Rp 1.720,09 per Kg, which consists of the cost of packagingg and transport costs amounting to 1,000 Rp 720,09. The marketing margin on the channel I yaitu Rp 0 and the channel II yaitu Rp 5.000, with profits Rp 3.279,91, and marketing efficiency of 1.85 % for channel I and channel II is 7,27 %. Mushroom marketing strategies that can be done is: a). focused product sales in Pekanbaru City because there are many of potential consumers in the city which is quite high consumer demand, b) Maintain a good relationship with retailers for product promotion and marketing activities in the city of Pekanbaru can run with best.
Results showed the total marketing costs incurred by a mushroom producer is Rp. Its 463.33 per kg, while the retailer is Rp 1.720,09 per Kg, which consists of the cost of packagingg and transport costs amounting to 1,000 Rp 720,09. The marketing margin on the channel I yaitu Rp 0 and the channel II yaitu Rp 5.000, with profits Rp 3.279,91, and marketing efficiency of 1.85 % for channel I and channel II is 7,27 %. Mushroom marketing strategies that can be done is: a). focused product sales in Pekanbaru City because there are many of potential consumers in the city which is quite high consumer demand, b) Maintain a good relationship with retailers for product promotion and marketing activities in the city of Pekanbaru can run with best.
Keywords: Mushroom Merang, costs,
margins, marketing channels, and Marketing Strategies
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Salah satu perusahaan yang memproduksi jamur
merang diatas, adalah UD. Volva
Agroindo yang berkedudukan di
Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru.
Perusahaan
mulai beroperasi pada tahun 2008 dengan modal usaha sendiri yang dimiliki
sebesar Rp 35.000.000, yang digunakan untuk investasi awal pengadaan sarana dan
prasaran peralatan proses produksi. Secara perlahan perusahaan mulai beroperasi
dan terus berkembang dengan fokus memproduksi jamur merang hingga sekarang
sesuai dengan izin legalitas yang dimiliki perusahaan.
UD. Volva Agroindo telah memasarkan produknya
dibeberapa pasar tradisional dan modern yang ada di Pekanbaru melalui perantara
pemasaran yang dimiliki oleh perusahaan seperti, pasar pagi, pasar dupa, pasar
pandau, pasar pusat, pasar sail, serta konsumen yang berada disekitar lokasi
perusahan. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan masih terkendala
berbagai masalah diantaranya, belum dapat memenuhi permintaan pasar karena
belum optimal kapasitas penggunaan kumbung, terbatasnya modal yang dimiliki,
dan promosi yang dilakukan masih terbatas.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas
maka untuk memanfaatkan potensi usaha jamur merang ini perlu dilihat strategi
pemasaran yang ada sekarang, berikut dengan peluang dan ancaman, serta
pengembangan jamur merang. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan
judul ”Strategi Pemasaran Usaha Jamur Merang (Volvariella volvaceae)”dengan mengambil studi kasus pada usaha budidaya jamur
merang UD. Volva Agroindo, Pekanbaru.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan hasil
pra survei permasalahan yang ditemui pada UD. Volva Agroindo dalam pemasaran
antara lain adalah terdapatnya peluang pasar karena banyaknya permintaan
jamur merang, adanya pesaing dari produk
sejenis, serta kurangnya modal yang
dimiliki dalam mendukung kelancaran kegiatan usaha yang dilakukan oleh
perusahaan, serta bahan baku seperti bibit jamur yang di datangkan dari luar
Pekanbaru (Pulau Jawa). Untuk itu diperlukan kajian strategi pemasaran dalam
mengembangkan usaha jamur merang yang dilakukan oleh perusahaan.
1.
Bagaimana saluran pemasaran UD.
Volva Agroindo?
2.
Berapa biaya dan margin
pemasaran UD. Volva Agroindo?
3.
Bagaimana strategi pemasaran
UD. Volva Agroindo?
Tujuan dan
Manfaat
Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah:
1.
Menganalisis saluran pemasaran
UD. Volva Agroindo
2.
Menganalisis
biaya, margin, keuntungan dan efisiensi pemasaran UD. Volva
Agroindo.
3.
Merumuskan strategi pemasaran
usaha budidaya jamur merang di UD. Volva
Agroindo.
Adapun manfaat dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan menjadi
bahan masukan dan informasi bagi produsen UD. Volva Agroindo, penyuluh
pertanian, dan pemerintah setempat, serta sebagai referensi bagi peneliti
selanjutnya, khususnya tentang strategi pemasaran jamur merang.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada usaha budidaya jamur merang
UD. Volva Agroindo Pekanbaru. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara
sengaja (purposive) karena usaha ini merupakan usaha jamur merang
pertama di Pekanbaru yang berdiri pada tahun 2008. Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Oktober
2010 sampai dengan bulan Januari 2011. Kegiatan yang
dilaksanakan meliputi penyusunan proposal, daftar kuisioner, diskusi proposal,
pengumpulan data lapangan, pengolahan data dan analisis data serta penyusunan
skripsi.
Metode
Pengambilan Sampel dan Data
Penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus pada usaha jamur merang UD. Volva Agroindo. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer
dan data sekunder. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder,
dimana data primer diperoleh melalui kuisioner dan wawancara langsung dengan
pengusaha yang berpedoman pada kuisioner yang sudah dipersiapkan. Data sekunder
diperoleh dari instansi terkait dan literatur yang berkaitan dengan objek
peneliti.
Analisis Data
Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan
menggunakan analisis data. Untuk mengetahui tujuan
pertama yaitu saluran pemasaran digunakan analisis deskriptif kualitatif. Terkait dengan tujuan pertama
maka untuk menjawab tujuan kedua menggunakan biaya pemasaran, margin pemasaran,
keuntungan pemasaran dan efisiensi pemasaran. Sedangkan untuk menjawab tujuan
ketiga menggunakan analisis SWOT.
Untuk menetapkan strategi yang baik diterapkan
langkah-langkah sebagai berikut :
a.
Tentukan unsur-unsur SWOT yang
ada yaitu S,W,O dan T.
b. Beri nilai untuk masing-masing faktor
menurut urutan pentingnya unsur tersebut terhadap kondisi kegiatan pemasaran
dengan memberi skala dari 3 (sangat penting), 2 (penting) dan 1 tidak penting.
c. Tentukan alternatif strategi berdasarkan
kombinasi masing-masing faktor yaitu alternatif strategi SO, WO, ST, dan WT.
Kemudian tentukan keterkaitan antara alternatif strategi dengan unsur-unsur
SWOT yang telah dibuat pada poin a.
d.
Hitung bobot masing-masing
alternatif berdasarkan penjumlahan nilai masing-masing unsur yang terkait
dengan strategi ini kemudian beri rangking terhadap masing-masing alternatif
strategi berdasarkan bobot yang tertinggi.
Analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang
bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan
kondisi sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut
kontribusinya masing-masing (Sugiyono, 2005). Adapun analisis ini terbagi atas 4
komponen dasar yang menggambarkan
situasi dan kondisi dari suatu organisasi maupun perusahaan, dimana
komponen-komponen tersebut termasuk kedalam kategori faktor internal maupun faktor eksternal yang nantinya akan menjadi
objek penelitian yaitu :
- Strength (S).
Adalah situasi atau kondisi
yang merupakan kekuatan dari organisasi atau perusahaan pada saat ini.
- Weakness
(W).
Adalah situasi atau kondisi
yang merupakan kelemahan dari organisasi atau perusahaan pada saat ini.
- Opportunity
(O).
Adalah situasi atau kondisi
yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi
organisasi dimasa depan.
- Threat
(T).
Adalah situasi yang
merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat
mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.
Selanjutnya 4 komponen dasar tersebut dalam proses
penganalisaannya akan berkembang menjadi beberapa subkomponen yang jumlahnya
tergantung pada kondisi organisasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil UD.
Volva Agroindo
Usaha jamur merang UD.Volva Agroindo
didirikan pada tahun 2008 oleh Sumiati yang merupakan pimpinan sekaligus
pemilik modal. Usaha jamur UD.Volva Agroindo berlokasi di Jalan Alamanda No. 6
Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru.
Untuk menjamin legalitas usaha,
pengusaha telah memiliki izin dari Dinas Kesehatan dengan memperoleh sertifikat
Penyuluhan Keamanan Pangan Nomor: 928/1472/2010, sertifikat Produksi dan
Industri Rumah Tangga (P–IRT) No.204147101887. Disamping mendapat pengakuan
dari Dinas Kesehatan, kegiatan usaha ini juga telah mendapatkan label Halal
dari Majelis Ulama Indonesia Provinsi Riau No.051900001871209, sehingga dapat
meningkatkan daya saing dan kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut.
Kendala yang dihadapi oleh
perusahaan dalam kegiatan usaha budidaya jamur ini adalah terbatasnya modal
usaha yang dimiliki sehingga dalam melakukan pengembangan kegiatan usaha belum
optimal, sementara itu modal usaha yang ada hanya cukup untuk menyokong kegiatan proses produksi selama
ini. Perusahaan hanya mengandalkan modal sendiri yang dimiliki untuk
menjalankan kegiatan usaha karena belum adanya bantuan atau pinjaman modal dari
lembaga perbankan yang diajukan oleh pihak perusahaan.
Kegiatan proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan menggunakan
bahan baku berupa bibit jamur yang khusus didatangkan dari pulau Jawa dengan
harga yang cukup mahal, dimana pada tahun 2008 biaya bibit jamur adalah Rp 5.000/botol, sedangkan pada saat
ini telah mencapai harga Rp 7.000/botol hal ini akan menyebabkan bertambahnya
biaya produksi yang dikeluarkan untuk pengadaan bahan baku bibit.
Prospek pengembangan usaha jamur di
Pekanbaru cukup menjanjikan, karena minat masyarakat dalam mengkonsumsi
jamur semakin meningkat yang dipengaruhi
oleh perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin memilih gaya hidup sehat
secara vegetarian.
Dari segi bisnis, budidaya jamur sangat
menguntungkan yang disebabkan panen yang relatif singkat, yakni lebih kurang 1
bulan. Dengan demikian, perputaran modal juga berlangsung cepat yang mudah
didapat, lahan pembudidayaan yang tidak luas, teknologi budidaya yang mudah
dipelajari, dan resiko kegagalan yang rendah. Adapun modal yang dimiliki oleh
perusahaan terbatas, karena perusahaan hanya mengandalkan modal yang berasal
dari milik sendiri. Selama ini perusahaan belum melakukan pinjaman kepada
lembaga perbankan untuk tambahan modal dalam menunjang kegiatan proses produksi
perusahaan. Modal yang ada hanya dapar digunakan untuk kegiatan investasi awal
perusahaan dalam memproduksi jamur merang, tanpa adanya tambahan modal
perusahaan akan kesulitan dalam melakukan pengembangan usaha baik dari segi
kuantitas, skala maupun kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.
|
Analisis
SWOT
Untuk mengetahui strategi pemasaran jamur merang
UD. Volva Agroindo, pengusaha dapat melakukan analisis
SWOT. Analisis ini dilakukan untuk melihat produk dan pemasaran jamur merang
oleh usaha UD.Volva Agroindo dengan pendekatan analisis internal (kekuatan dan
kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) dalam menghadapi persaingan
pemasaran jamur merang.
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, faktor internal dan
eksternal yang dimliki pengusaha serta strategi pemasaran yang dapat dilakukan
pengusaha adalah sebagai berikut :
Kekuatan (Strengths)
1. Kualitas produk terjamin (bersertifikat
halal dari MUI Pekanbaru).
2.
Produk tidak menggunakan bahan
pengawet.
3.
Harga jual lebih terjangkau
dari produk saingan yang sejenis.
4.
Lokasi usaha dalam Kota
Pekanbaru
Kelemahan (Weaknesses)
1. Kekurangan modal
2. Kapasitas produksi yang belum dapat memenuhi
permintaan konsumen.
3. Bahan baku dari luar Pekanbaru (Jawa)
4. Promosi yang belum optimal.
Peluang (Opportunities)
- Peluang pasar luas.
- Permintaan yang cukup tinggi.
- Kegiatan pameran dan pelatihan dari
pemerintah dan swasta.
- Memiliki pedagang pengecer disejumlah pasar di Kota Pekanbaru
Ancaman (threats)
- Kenaikan harga bahan baku produksi.
- Adanya pesaing dari produk sejenis.
- Masih sulitnya mencari bibit dari
dalam daerah.
4. Biaya
distribusi yang meningkat.
Berdasarkan uraian
analisis SWOT diatas, maka dapat dijelaskan bahwa terdapat empat kelompok
alternatif strategi dengan mengacu pada
matriks SWOT (Tabel 3). Empat kelompok alternatif tersebut terdiri dari
kombinasi-kombinasi, yaitu SO (Kekuatan/Strengths dan Peluang/Opportunities),
ST (Kekuatan/Strenghts dan Ancaman/Threats), WO (Kelemahan/Weaknesses
dan Peluang/Opportunities) dan WT (Kelemahan/Weaknesses dan
Ancaman/Treaths) yang dapat disajikan sebagai berikut :
Strategi SO
- Meningkatkan kuantitas hasil produksi dengan menjaga kualitas produk untuk memenuhi atau memanfaatkan peluang pasar yang ada.
- Menfokuskan penjualan produk dalam Kota Pekanbaru karena konsumen potensial banyak terdapat dalam kota yang merupakan permintaan konsumen yang cukup tinggi.
- Menjaga hubungan yang baik dengan pedagang pengecer agar kegiatan pemasaran dan promosi produk di Kota Pekanbaru dapat berjalan dengan baik.
- Mengikuti pameran dan pelatihan dari berbagai instansi pemerintah ataupun swasta untuk meningkatkan promosi produk.
Strategi ST
1.
Mencari rekanan sebagai pemasok
bibit dari dalam Kota Pekanbaru yang dekat dengan lokasi Usaha
2. Mempertahankan kualitas produk dan harga
produk yang tetap terjangkau oleh konsumen untuk menghadapi pesaing.
3. Menggunakan keunggulan atribut produk
dalam menembus persaingan pasar dan
sekaligus untuk menghadapi adanya ancaman eksistensi produk pesaing.
4. Mengoptimalkan kegiatan distribusi dalam
kota Pekanbaru untuk meminimalkan biaya distribusi.
Strategi WO
- Meningkatkan jumlah kapasitas produksi dan outlet pemasaran untuk memenuhi permintaan konsumen yang tinggi.
- Mengikuti kegiatan pameran dan pelatihan yang diadakan oleh pemerintah maupun swasta agar pengusaha dapat menyediakan bahan baku produksi sendiri.
- Melakukan atau mengajukan pinjaman modal pada lembaga perbankan untuk menunjang kelancaran proses produksi dalam rangka memenuhi permintaan pasar.
4.
Melakukan kegiatan
promosi langsung ke konsumen melalui pedagang pengecer yang dimiliki oleh
perusahaan di sejumlah pasar di Kota Pekanbaru.
Strategi WT
- Mencari Pemasok dalam pola kemitraan
di Kota Pekanbaru untuk menyediakan bahan baku dan bibit produksi yang
diperlukan oleh perusahaan.
- Mengoptimalkan penggunaan bahan baku
untuk mengantisipasi kurangnya modal dalam kegiatan produksi.
- Mengoptimalkan harga produksi untuk menghadapi pesaing dalam memenuhi permintaan pasar.
- Melakukan promosi produk untuk mengantisipasi adanya pesaing dari produk sejenis.
Dalam rangka memilih alternatif
strategi yang menjadi prioritas dalam penetapan strategi pemasaran jamur merang
UD. Volva Agroindo, maka dilakukan penilaian terhadap komponen-komponen
masing-masing unsur SWOT, dengan cara menyesuaikan beberapa pengaruh faktor tersebut terhadap
kondisi usaha jamur. Penilaian berdasarkan logika pemikiran dan informasi dari
pengusaha. Penilaian tersebut dapat dilihat
pada Tabel 11 sebagai berikut :
Tabel 11. Distribusi Nilai-Nilai
Pada Masing-Masing Komponen SWOT.
Kekuatan
(S)
|
Kelemahan
(W)
|
Peluang
(O)
|
Ancaman
(T)
|
||||
S1
|
3
|
W1
|
3
|
O1
|
3
|
T1
|
3
|
S2
|
3
|
W2
|
3
|
O2
|
2
|
T2
|
2
|
S3
|
2
|
W3
|
3
|
O3
|
3
|
T3
|
2
|
S4
|
2
|
W4
|
2
|
O4
|
3
|
T4
|
3
|
Keterangan :
3 = sangat penting
2 = penting
1 = tidak penting
Berdasarkan
nilai pembobotan yang telah dilakukan, maka dapat ditentukan alternatif
strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh usaha jamur merang sebagai
berikut :
- Menfokuskan penjualan produk dalam Kota Pekanbaru karena konsumen potensial banyak terdapat dalam kota yang merupakan permintaan konsumen yang cukup tinggi.
- Menjaga hubungan yang baik dengan pedagang pengecer agar kegiatan pemasaran dan promosi produk di Kota Pekanbaru dapat berjalan dengan baik.
- Meningkatkan jumlah kapasitas produksi dan outlet pemasaran untuk memenuhi permintaan konsumen yang tinggi.
4.
Mengikuti pameran dan pelatihan dari
berbagai instansi pemerintah ataupun swasta untuk meningkatkan promosi produk, dan Mengoptimalkan penggunaan bahan baku untuk
mengantisipasi kurangnya modal dalam kegiatan produksi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
- Pemasaran jamur merang terdapat dua saluran pemasaran yaitu saluran pertama dijual dari produsen langsung ke konsumen. Saluran kedua, dari produsen ke pedagang pengecer kemudian dijual ke konsumen.
- Total biaya pemasaran jamur merang yang dikeluarkan oleh produsen adalah Rp 463,33 per kg nya, sedangkan pedagang pengecer adalah Rp 1.720,09 per Kg, yang terdiri dari biaya kemasan yaitu Rp 1.000 dan biaya transportasi sebesar Rp 720,09. Adapun margin pemasaran pada saluran I yaitu Rp 0 dan pada saluran II yaitu Rp 5.000, dengan keuntungan Rp 3.279,91 dan efisiensi pemasaran 1,85 % untuk saluran I dan untuk saluran II yaitu 7,27 % .
- Strategi pemasaran jamur merang yang dapat dilakukan adalah: a)
Menfokuskan penjualan produk dalam Kota Pekanbaru karena konsumen
potensial banyak terdapat dalam kota yang merupakan permintaan konsumen
yang cukup tinggi. b) Menjaga hubungan yang baik dengan pedagang pengecer
agar kegiatan pemasaran dan promosi produk di Kota Pekanbaru dapat
berjalan dengan baik. c) Meningkatkan jumlah kapasitas produksi dan outlet
pemasaran untuk memenuhi permintaan konsumen yang tinggi. d) Mengikuti
pameran dan pelatihan dari berbagai instansi pemerintah ataupun swasta
untuk meningkatkan promosi produk, dan Mengoptimalkan penggunaan bahan baku untuk mengantisipasi
kurangnya modal dalam kegiatan produksi.
Saran
1.
Pengusaha sebaiknya melakukan
inovasi terhadap kemasan produk agar dapat menarik konsumen lebih tinggi.
2.
Pengusaha lebih giat dan
termotivasi untuk mencari bahan baku dari luar tempat usaha dan berusaha
mempertimbangkan untuk membuka lahan usahatani jamur lebih banyak lagi guna menjaga ketersediaan
bahan baku.
3.
Adanya perhatian dari
pemerintah, swasta, lembaga perbankan dan instansi terkait terhadap usaha kecil
menengah dalam menguatkan modal perkembangan usaha serta membantu peningkatan
promosi di dalam negeri ataupun luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Andoko. 2007. Budi Daya Jamur, Agro Media,
Jakarta..2009. Perkembangan PDB Hortikutura Provinsi Riau, Pekanbaru. .2009. Tingkat Konsumsi Provinsi Riau, Pekanbaru.
Asri, M. 1996. Marketing.
Penerbit, UPP-AMP-YKPN, Yogyakarta.
Chang, S.T. The
Chinese Mushroom (Volvariella volvaceae) (Hongkong The Chinese University, 2009).
David, W. 1996. Pemasaran Stategis.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Ditjen Holtikultura.2009. Tingkat Konsumsi Sayur dan Buah di Indonesia. Jakarta
Eliza, dan Evi Maharani, 2005. Manajemen
Pemasaran Teori dan Analisis. Jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian FAPERTA UNRI.
Hanafiah dan Saefuddin, 1986. Tata Niaga Hasil Perikanan. UI Press. Jakarta.
Jerome, W. 1996. Dasar-Dasar Pemasaran. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Kotler,
Philip dan Gary Amstrong.1997. Manajemen
Pemasaran. Erlangga, Jakarta..2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta. 2002. Manajemen
Pemasaran. Erlangga, Jakarta.
Lingga, Purnama. 2000. Strategik Marketing Plan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Maharani, Diah. 2007. Analisis
Usaha Tani dan Tataniaga Jamur tiram putih. Bandung.
Panggalih, Putra Ganjar. 2006. Strategi Pemasaran Usaha Jamur Tiram
(Pleutus Sp). Bandung.
Rangkuti, Fredy. 2001. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis.
PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.2004. Analisa
SWOT. Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Redaksi
Agromedia.2009. Bertanam Jamur Konsumsi.
PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Said,
E. Gumbira dan A. Harizt Intan.2008. Manajemen
Agribisnis. PT Ghalia Indonesia. Bogor.
Sinaga, MS.2009. Jamur Merang dan Budi Dayanya. Penebar
Swadaya.Jakarta
Soekartawi.
1995. Pengantar Agroindustri.
PT Raja Grafindo Persada. Jakarta . 2000. Pengantar Agroindustri. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta .2001.
Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta..2002. Prinsip Dasar Ekonomi
Pertanian Teori dan aplikasinya. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Stanton, J. William. 1996. Prinsip Pemasaran. Edisi Tujuh. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Sudiyono, 2001. Pemasaran Pertanian. Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang.
Sugiyono. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit
Alfabeta. Bandung.
Suharjo, Enjo. 2010. Bertanam Jamur Merang. Penerbit PT
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Sunarto, 2004. Prinsip-Prinsip
Pemasaran. Penerbit AMUS Yogyakarta & UST Press,
Yogyakarta.
Swastha, B. 1996. Azas-Azas
Marketing. Edisi Ketiga, Liberty, Yogyakarta. .2001. Pengantar Bisnis Modern Edisi satu. Liberty
Yogyakarta.
Syahza,
Almasdi. 2009. Ekonomi Pembangunan. Pusat
Pengembangan Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru.
Umar. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen.
PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
WM. Vermila, Chezy 2010. Study Agribisnis Jamur Merang (kasus Pada
UD. Volva Agroindo) di Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai Kota
Pekanbaru. Skripsi
Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Pekanbaru.
0 komentar:
Posting Komentar