STRATEGI PEMASARAN USAHA JAMUR MERANG (Volvariella Volvaceae) PADA UD.VOLVA AGROINDO PEKANBARU

BUSINESS MARKETING STRATEGY MUSHROOM (Volvariellavolvaceae) ON UD. VOLVA AGROINDO PEKANBARU

By: ----------

Under the Guidance of ----------

ABSTRACT

The research was conducted in the mushroom business UD. Volva Agroindo Pekanbaru from October 2010 until January 2011 with the case study method. The data collected are the primary data and secondary data. Primary data obtained through questionnaires and direct interviews with employers based on a questionnaire that has been prepared while the secondary data obtained from the relevant agencies and the literature related to the object of researchers. This study aims to analyze marketing channels UD. Volva Agroindo, analyze costs, margins, profits, efficiency, and knows the marketing strategy on UD.VolvaAgroindo.
Results showed the total marketing costs incurred by a mushroom producer is Rp. Its 463.33 per kg, while the retailer is Rp 1.720,09 per Kg, which consists of the cost of packagingg and transport costs amounting to 1,000 Rp 720,09. The marketing margin on the channel I yaitu Rp 0 and the channel II yaitu Rp 5.000, with profits Rp 3.279,91, and marketing efficiency of 1.85 % for channel I and channel II is 7,27 %. Mushroom marketing strategies that can be done is: a). focused product sales in Pekanbaru City because there are many of potential consumers in the city which is quite high consumer demand, b) Maintain a good relationship with retailers for product promotion and marketing activities in the city of Pekanbaru can run with best.



Keywords: Mushroom Merang, costs, margins, marketing channels, and Marketing Strategies

PENDAHULUAN


Latar Belakang
           
Salah satu perusahaan yang memproduksi jamur merang diatas, adalah UD. Volva Agroindo yang berkedudukan di Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru.
Perusahaan  mulai beroperasi pada tahun 2008 dengan modal usaha sendiri yang dimiliki sebesar Rp 35.000.000, yang digunakan untuk investasi awal pengadaan sarana dan prasaran peralatan proses produksi. Secara perlahan perusahaan mulai beroperasi dan terus berkembang dengan fokus memproduksi jamur merang hingga sekarang sesuai dengan izin legalitas yang dimiliki perusahaan.
UD. Volva Agroindo telah memasarkan produknya dibeberapa pasar tradisional dan modern yang ada di Pekanbaru melalui perantara pemasaran yang dimiliki oleh perusahaan seperti, pasar pagi, pasar dupa, pasar pandau, pasar pusat, pasar sail, serta konsumen yang berada disekitar lokasi perusahan. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan masih terkendala berbagai masalah diantaranya, belum dapat memenuhi permintaan pasar karena belum optimal kapasitas penggunaan kumbung, terbatasnya modal yang dimiliki, dan promosi yang dilakukan masih terbatas.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas maka untuk memanfaatkan potensi usaha jamur merang ini perlu dilihat strategi pemasaran yang ada sekarang, berikut dengan peluang dan ancaman, serta pengembangan jamur merang. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul ”Strategi Pemasaran Usaha Jamur Merang (Volvariella volvaceae)dengan mengambil studi kasus pada usaha budidaya jamur merang UD. Volva Agroindo, Pekanbaru.
Perumusan Masalah
            Berdasarkan hasil pra survei permasalahan yang ditemui pada UD. Volva Agroindo dalam pemasaran antara lain adalah terdapatnya peluang pasar karena banyaknya permintaan jamur  merang, adanya pesaing dari produk sejenis, serta  kurangnya modal yang dimiliki dalam mendukung kelancaran kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan, serta bahan baku seperti bibit jamur yang di datangkan dari luar Pekanbaru (Pulau Jawa). Untuk itu diperlukan kajian strategi pemasaran dalam mengembangkan usaha jamur merang yang dilakukan oleh perusahaan.
1.      Bagaimana saluran pemasaran UD. Volva Agroindo?
2.      Berapa biaya dan margin pemasaran UD. Volva Agroindo?
3.      Bagaimana strategi pemasaran UD. Volva Agroindo?

Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1.      Menganalisis saluran pemasaran UD. Volva Agroindo
2.      Menganalisis biaya, margin, keuntungan dan efisiensi pemasaran UD. Volva Agroindo.
3.      Merumuskan strategi pemasaran usaha budidaya jamur merang di  UD. Volva Agroindo.
Adapun manfaat dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dan informasi bagi produsen UD. Volva Agroindo, penyuluh pertanian, dan pemerintah setempat, serta sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya, khususnya tentang strategi pemasaran jamur merang.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada usaha budidaya jamur merang UD. Volva Agroindo Pekanbaru. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) karena usaha ini merupakan usaha jamur merang pertama di Pekanbaru yang berdiri pada tahun 2008. Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan bulan Januari 2011. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi penyusunan proposal, daftar kuisioner, diskusi proposal, pengumpulan data lapangan, pengolahan data dan analisis data serta penyusunan skripsi.

Metode Pengambilan Sampel dan Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus pada usaha jamur merang UD. Volva Agroindo. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder, dimana data primer diperoleh melalui kuisioner dan wawancara langsung dengan pengusaha yang berpedoman pada kuisioner yang sudah dipersiapkan. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait dan literatur yang berkaitan dengan objek peneliti.


Analisis Data
Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis data. Untuk mengetahui tujuan pertama yaitu saluran pemasaran digunakan analisis deskriptif  kualitatif. Terkait dengan tujuan pertama maka untuk menjawab tujuan kedua menggunakan biaya pemasaran, margin pemasaran, keuntungan pemasaran dan efisiensi pemasaran. Sedangkan untuk menjawab tujuan ketiga menggunakan analisis SWOT.
                                                                 
Untuk menetapkan strategi yang baik diterapkan langkah-langkah sebagai berikut :
a.       Tentukan unsur-unsur SWOT yang ada yaitu S,W,O dan T.
b.      Beri nilai untuk masing-masing faktor menurut urutan pentingnya unsur tersebut terhadap kondisi kegiatan pemasaran dengan memberi skala dari 3 (sangat penting), 2 (penting) dan 1 tidak penting.
c.       Tentukan alternatif strategi berdasarkan kombinasi masing-masing faktor yaitu alternatif strategi SO, WO, ST, dan WT. Kemudian tentukan keterkaitan antara alternatif strategi dengan unsur-unsur SWOT yang telah dibuat pada poin a.
d.      Hitung bobot masing-masing alternatif berdasarkan penjumlahan nilai masing-masing unsur yang terkait dengan strategi ini kemudian beri rangking terhadap masing-masing alternatif strategi berdasarkan bobot yang tertinggi.
            Analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing  (Sugiyono, 2005).                                           Adapun analisis ini terbagi atas 4 komponen dasar yang menggambarkan   situasi dan kondisi dari suatu organisasi maupun perusahaan, dimana komponen-komponen tersebut termasuk kedalam kategori faktor internal maupun  faktor eksternal yang nantinya akan menjadi objek penelitian yaitu :
  1. Strength (S).
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau perusahaan pada saat ini.
  1. Weakness (W).
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau perusahaan pada saat ini.
  1. Opportunity (O).
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
  1. Threat (T).
Adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.
Selanjutnya 4 komponen dasar tersebut dalam proses penganalisaannya akan berkembang menjadi beberapa subkomponen yang jumlahnya tergantung pada kondisi organisasi.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil UD. Volva Agroindo
            Usaha jamur merang UD.Volva Agroindo didirikan pada tahun 2008 oleh Sumiati yang merupakan pimpinan sekaligus pemilik modal. Usaha jamur UD.Volva Agroindo berlokasi di Jalan Alamanda No. 6 Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru.
            Untuk menjamin legalitas usaha, pengusaha telah memiliki izin dari Dinas Kesehatan dengan memperoleh sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan Nomor: 928/1472/2010, sertifikat Produksi dan Industri Rumah Tangga (P–IRT) No.204147101887. Disamping mendapat pengakuan dari Dinas Kesehatan, kegiatan usaha ini juga telah mendapatkan label Halal dari Majelis Ulama Indonesia Provinsi Riau No.051900001871209, sehingga dapat meningkatkan daya saing dan kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut.
            Kendala yang dihadapi oleh perusahaan dalam kegiatan usaha budidaya jamur ini adalah terbatasnya modal usaha yang dimiliki sehingga dalam melakukan pengembangan kegiatan usaha belum optimal, sementara itu modal usaha yang ada hanya cukup untuk  menyokong kegiatan proses produksi selama ini. Perusahaan hanya mengandalkan modal sendiri yang dimiliki untuk menjalankan kegiatan usaha karena belum adanya bantuan atau pinjaman modal dari lembaga perbankan yang diajukan oleh pihak perusahaan.
Kegiatan proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan menggunakan bahan baku berupa bibit jamur yang khusus didatangkan dari pulau Jawa dengan harga yang cukup mahal, dimana pada tahun 2008 biaya bibit jamur adalah         Rp 5.000/botol, sedangkan pada saat ini telah mencapai harga Rp 7.000/botol hal ini akan menyebabkan bertambahnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk pengadaan bahan baku bibit.
            Prospek pengembangan usaha jamur di Pekanbaru cukup menjanjikan, karena minat masyarakat dalam mengkonsumsi jamur  semakin meningkat yang dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin memilih gaya hidup sehat secara vegetarian.
            Dari segi bisnis, budidaya jamur sangat menguntungkan yang disebabkan panen yang relatif singkat, yakni lebih kurang 1 bulan. Dengan demikian, perputaran modal juga berlangsung cepat yang mudah didapat, lahan pembudidayaan yang tidak luas, teknologi budidaya yang mudah dipelajari, dan resiko kegagalan yang rendah. Adapun modal yang dimiliki oleh perusahaan terbatas, karena perusahaan hanya mengandalkan modal yang berasal dari milik sendiri. Selama ini perusahaan belum melakukan pinjaman kepada lembaga perbankan untuk tambahan modal dalam menunjang kegiatan proses produksi perusahaan. Modal yang ada hanya dapar digunakan untuk kegiatan investasi awal perusahaan dalam memproduksi jamur merang, tanpa adanya tambahan modal perusahaan akan kesulitan dalam melakukan pengembangan usaha baik dari segi kuantitas, skala maupun kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.


Analisis SWOT
Untuk mengetahui strategi pemasaran jamur merang UD. Volva Agroindo, pengusaha dapat melakukan analisis SWOT. Analisis ini dilakukan untuk melihat produk dan pemasaran jamur merang oleh usaha UD.Volva Agroindo dengan pendekatan analisis internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) dalam menghadapi persaingan pemasaran jamur merang.

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, faktor internal dan eksternal yang dimliki pengusaha serta strategi pemasaran yang dapat dilakukan pengusaha adalah sebagai berikut :
Kekuatan (Strengths)
1.    Kualitas produk terjamin (bersertifikat halal dari MUI Pekanbaru).
2.    Produk tidak menggunakan bahan pengawet.
3.    Harga jual lebih terjangkau dari produk saingan yang sejenis.
4.    Lokasi usaha dalam Kota Pekanbaru
Kelemahan (Weaknesses)
1. Kekurangan modal
2. Kapasitas produksi yang belum dapat memenuhi permintaan konsumen.
3. Bahan baku dari luar Pekanbaru (Jawa)
4. Promosi yang belum optimal.
Peluang (Opportunities)
  1. Peluang pasar luas.
  2. Permintaan yang cukup tinggi.
  3. Kegiatan pameran dan pelatihan dari pemerintah dan swasta.
  4. Memiliki pedagang pengecer disejumlah pasar di Kota Pekanbaru
 Ancaman (threats)
  1. Kenaikan harga bahan baku produksi.
  2. Adanya pesaing dari produk sejenis.
  3. Masih sulitnya mencari bibit dari dalam daerah.
4.  Biaya distribusi yang meningkat.
            Berdasarkan uraian analisis SWOT diatas, maka dapat dijelaskan bahwa terdapat empat kelompok alternatif strategi  dengan mengacu pada matriks SWOT (Tabel 3). Empat kelompok alternatif tersebut terdiri dari kombinasi-kombinasi, yaitu SO (Kekuatan/Strengths dan Peluang/Opportunities), ST (Kekuatan/Strenghts dan Ancaman/Threats), WO (Kelemahan/Weaknesses dan Peluang/Opportunities) dan WT (Kelemahan/Weaknesses dan Ancaman/Treaths) yang dapat disajikan sebagai berikut :
Strategi SO
  1. Meningkatkan kuantitas hasil produksi dengan menjaga kualitas produk untuk memenuhi atau memanfaatkan peluang pasar yang ada.
  2. Menfokuskan penjualan produk dalam Kota Pekanbaru karena konsumen potensial banyak terdapat dalam kota yang merupakan permintaan konsumen yang cukup tinggi. 
  3. Menjaga hubungan yang baik dengan pedagang pengecer agar kegiatan pemasaran dan promosi produk di Kota Pekanbaru dapat berjalan dengan baik.
  4. Mengikuti pameran dan pelatihan dari berbagai instansi pemerintah ataupun swasta untuk meningkatkan promosi produk.
Strategi ST
1.      Mencari rekanan sebagai pemasok bibit dari dalam Kota Pekanbaru yang dekat dengan lokasi Usaha
2.      Mempertahankan kualitas produk dan harga produk yang tetap terjangkau oleh konsumen untuk menghadapi pesaing.
3.      Menggunakan keunggulan atribut produk dalam menembus persaingan  pasar dan sekaligus untuk menghadapi adanya ancaman eksistensi produk pesaing.
4.      Mengoptimalkan kegiatan distribusi dalam kota Pekanbaru untuk meminimalkan biaya distribusi.
Strategi WO
  1. Meningkatkan jumlah kapasitas produksi dan outlet pemasaran untuk memenuhi permintaan konsumen yang tinggi.
  2. Mengikuti kegiatan pameran dan pelatihan yang diadakan oleh pemerintah maupun swasta agar pengusaha dapat menyediakan bahan baku produksi sendiri.
  3. Melakukan atau mengajukan pinjaman modal pada lembaga perbankan untuk menunjang kelancaran proses produksi dalam rangka memenuhi permintaan pasar.
4.      Melakukan kegiatan promosi langsung ke konsumen melalui pedagang pengecer yang dimiliki oleh perusahaan di sejumlah pasar di Kota Pekanbaru.
Strategi WT
  1. Mencari Pemasok dalam pola kemitraan di Kota Pekanbaru untuk menyediakan bahan baku dan bibit produksi yang diperlukan oleh perusahaan.
  2. Mengoptimalkan penggunaan bahan baku untuk mengantisipasi kurangnya modal dalam kegiatan produksi.
  3. Mengoptimalkan harga produksi untuk menghadapi pesaing dalam memenuhi permintaan pasar.
  4. Melakukan promosi produk untuk mengantisipasi adanya pesaing dari produk sejenis.
            Dalam rangka memilih alternatif strategi yang menjadi prioritas dalam penetapan strategi pemasaran jamur merang UD. Volva Agroindo, maka dilakukan penilaian terhadap komponen-komponen masing-masing unsur SWOT, dengan cara menyesuaikan  beberapa pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi usaha jamur. Penilaian berdasarkan logika pemikiran dan informasi dari pengusaha. Penilaian tersebut dapat dilihat  pada Tabel 11 sebagai berikut :
Tabel 11. Distribusi Nilai-Nilai Pada Masing-Masing Komponen SWOT.
Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
Peluang (O)
Ancaman (T)
S1
3
W1
3
O1
3
T1
3
S2
3
W2
3
O2
2
T2
2
S3
2
W3
3
O3
3
T3
2
S4
2
W4
2
O4
3
T4
3

Keterangan :
                  3 = sangat penting
                  2 = penting
                  1 = tidak penting

Berdasarkan nilai pembobotan yang telah dilakukan, maka dapat ditentukan alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh usaha jamur merang sebagai berikut :

  1. Menfokuskan penjualan produk dalam Kota Pekanbaru karena konsumen potensial banyak terdapat dalam kota yang merupakan permintaan konsumen yang cukup tinggi. 
  2. Menjaga hubungan yang baik dengan pedagang pengecer agar kegiatan pemasaran dan promosi produk di Kota Pekanbaru dapat berjalan dengan baik.
  3. Meningkatkan jumlah kapasitas produksi dan outlet pemasaran untuk memenuhi permintaan konsumen yang tinggi.

4.      Mengikuti pameran dan pelatihan dari berbagai instansi pemerintah ataupun swasta untuk meningkatkan promosi produk, dan Mengoptimalkan penggunaan bahan baku untuk mengantisipasi kurangnya modal dalam kegiatan produksi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
  1. Pemasaran jamur merang terdapat dua saluran pemasaran yaitu saluran pertama dijual dari produsen langsung ke konsumen. Saluran kedua, dari produsen ke pedagang pengecer kemudian dijual ke konsumen.
  2. Total biaya pemasaran jamur merang yang dikeluarkan oleh produsen adalah Rp 463,33 per kg nya, sedangkan pedagang pengecer adalah        Rp 1.720,09 per Kg, yang terdiri dari biaya kemasan yaitu Rp 1.000 dan biaya transportasi sebesar Rp 720,09. Adapun margin pemasaran pada saluran I yaitu Rp 0 dan pada saluran II yaitu Rp 5.000, dengan keuntungan Rp 3.279,91 dan efisiensi pemasaran 1,85 %  untuk saluran I dan untuk saluran II yaitu 7,27 % .          
  3. Strategi pemasaran jamur merang yang dapat dilakukan adalah: a) Menfokuskan penjualan produk dalam Kota Pekanbaru karena konsumen potensial banyak terdapat dalam kota yang merupakan permintaan konsumen yang cukup tinggi. b) Menjaga hubungan yang baik dengan pedagang pengecer agar kegiatan pemasaran dan promosi produk di Kota Pekanbaru dapat berjalan dengan baik. c) Meningkatkan jumlah kapasitas produksi dan outlet pemasaran untuk memenuhi permintaan konsumen yang tinggi. d) Mengikuti pameran dan pelatihan dari berbagai instansi pemerintah ataupun swasta untuk meningkatkan promosi produk, dan Mengoptimalkan penggunaan bahan baku untuk mengantisipasi kurangnya modal dalam kegiatan produksi.
Saran
1.    Pengusaha sebaiknya melakukan inovasi terhadap kemasan produk agar dapat menarik konsumen lebih tinggi.
2.    Pengusaha lebih giat dan termotivasi untuk mencari bahan baku dari luar tempat usaha dan berusaha mempertimbangkan untuk membuka lahan usahatani jamur  lebih banyak lagi guna menjaga ketersediaan bahan baku.
3.    Adanya perhatian dari pemerintah, swasta, lembaga perbankan dan instansi terkait terhadap usaha kecil menengah dalam menguatkan modal perkembangan usaha serta membantu peningkatan promosi di dalam negeri ataupun luar negeri.

DAFTAR PUSTAKA


Andoko. 2007. Budi Daya Jamur, Agro Media, Jakarta..2009. Perkembangan PDB Hortikutura Provinsi Riau, Pekanbaru. .2009. Tingkat Konsumsi Provinsi Riau, Pekanbaru.

Asri, M. 1996. Marketing. Penerbit, UPP-AMP-YKPN, Yogyakarta.

Chang, S.T. The Chinese Mushroom (Volvariella volvaceae) (Hongkong The    Chinese University, 2009).

David, W. 1996. Pemasaran Stategis. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Ditjen Holtikultura.2009. Tingkat Konsumsi Sayur dan Buah di Indonesia. Jakarta

Eliza, dan Evi Maharani, 2005. Manajemen Pemasaran Teori dan Analisis. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian FAPERTA UNRI.

Hanafiah dan Saefuddin, 1986. Tata Niaga Hasil Perikanan. UI Press. Jakarta.

Jerome, W. 1996. Dasar-Dasar Pemasaran. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong.1997. Manajemen Pemasaran. Erlangga, Jakarta..2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta. 2002. Manajemen Pemasaran. Erlangga, Jakarta.

Lingga, Purnama. 2000. Strategik Marketing Plan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Maharani, Diah. 2007. Analisis Usaha Tani dan Tataniaga Jamur tiram putih. Bandung.

Panggalih, Putra Ganjar. 2006. Strategi Pemasaran Usaha Jamur Tiram (Pleutus Sp). Bandung.

Rangkuti, Fredy. 2001. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.2004. Analisa SWOT. Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Redaksi Agromedia.2009. Bertanam Jamur Konsumsi. PT. Agromedia Pustaka.  Jakarta.
Said, E. Gumbira dan A. Harizt Intan.2008. Manajemen Agribisnis. PT Ghalia Indonesia. Bogor.
Sinaga, MS.2009. Jamur Merang dan Budi Dayanya. Penebar Swadaya.Jakarta

Soekartawi. 1995. Pengantar Agroindustri. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta . 2000. Pengantar Agroindustri. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta .2001. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta..2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan aplikasinya. PT  Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Stanton, J. William. 1996. Prinsip Pemasaran. Edisi Tujuh. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sudiyono, 2001. Pemasaran Pertanian. Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.
Sugiyono. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Suharjo, Enjo. 2010. Bertanam Jamur Merang. Penerbit PT Agromedia Pustaka. Jakarta.
Sunarto, 2004. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Penerbit AMUS Yogyakarta & UST   Press, Yogyakarta.
 Swastha, B. 1996. Azas-Azas Marketing. Edisi Ketiga, Liberty, Yogyakarta. .2001. Pengantar Bisnis Modern Edisi satu. Liberty Yogyakarta.
Syahza, Almasdi. 2009. Ekonomi Pembangunan. Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru.
Umar.  2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

WM. Vermila, Chezy 2010. Study Agribisnis Jamur Merang (kasus Pada UD. Volva Agroindo) di Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Pekanbaru.





0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. DELAPAN TUJUH - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger